Kepercayaan ini memang benar. Paling tidak, itulah yang dikatakan Karin, istri Donjuan. Perempuan 37 tahun itu mengaku bahwa dirinya menggos-menggos alias ngos-ngosan, jika suaminya minta jatah.
Kalau Donjuan mengajak ML cuma sekali sih no problem. Tapi, eladalah. Pasak bumi Donjuan itu tidak ada loyonya. Barusan peperangan selesai, tiba-tiba Donjuan sudah gerilya lagi.
Dia mulai membombardir benteng pertahanannya. Begitu seterusnya. “Paling istrirahat setengah jam, lalu dilanjut lagi. Istirahat lagi, minta nambah lagi sampai pagi. Awaku sampai legrek ,” kata Karin yang akhirnya memutuskan untuk menggugat cerai suaminya di Pengadilan Agama, Jalan Ketintang Madya, Surabaya, Jawa Timur seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Kamis (8/1).
Awalnya, Karin bingung dengan keputusannya ini. Apa kata orang jika dirinya tak bisa melayani suami. Apalagi, sebelum keputusan dilayangkan, Karin sering mendapat ceramah dan membaca buku, jika hawa nafsu wanita itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan pria. (c2/jee/awa/jpnn)
Karin, istri Donjuan benar-benar sudah tak mampu menghadapi nafsu suaminya. Perempuan 37 tahun itu mengaku bahwa dirinya menggos-menggos alias ngos-ngosan, jika suaminya minta jatah.
Atas alasan inilah, ia menggugat cerai suaminya. Gugatan cerai itu sudah terdaftar di Pengadilan Agama, Jalan Ketintang Madya, Surabaya, Jawa Timur.
Wanita berprofesi sebagai guru itu bercerita, keganasan Donjuan di atas ranjang yang menyerang dari segala lini tak mampu ditepisnya.
Ya, gerilya atas, gerilya bawah, tembak atas, ngebom di bawah. “Pokoke kesel. Remek kabeh,” tandasnya dengan wajah geram seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Kamis (8/1).
Menurut ibu satu anak itu, Donjuan juga tidak pernah tahu kondisi. Kalau sudah ’pengin’, dia langsung saja main gasak. Tidak pandang tempat atau waktu, Donjuan langsung membuka rok Karin tinggi-tinggi.
Apalagi, jika sudah makan duren, sehari dia bisa ngajak ML sampai lebih dari 15 kali. Ibaratnya, belum sempat pakai baju, Karin sudah dipakai lagi. Kebetulan Donjuan punya bisnis mobil di kawasan Kertajaya. Jadi, kapan pun birahinya memuncak, dia bisa pulang sesuka hati. Sedangkan, Karin bekerja sebagai guru di sebuah sekolah swasta di Surabaya Selatan. (c2/jee/awa/jpnn)
Eloknya, jika langsung pengin, Donjuan sering menjemput Karin di sekolah. Berbagai alasan disampaikan supaya Karin bisa ikut pulang. Donjuan membuat alasan anak sakit, ibu mertua sakit, rumah kebakaran, mobil hilang, dan sebagianya.
Awalnya, banyak rekan guru yang percaya dengan alasan Donjuan. Namun, lama-kelamaan, semua keheranan dengan kebiasaan Donjuan yang menjemput Karin secara tiba-tiba.
“Ya, akhirnya saya ngomong kalau suami saya itu lagi kebelet. Ya namanya orang kebelet, masak dilarang,” kata Karin seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Kamis (8/1).
Kepala sekolahnya pun sempat memahami alasan Karin. Bahkan, sebagian guru sudah paham jika Karin dijemput. Hal itu sebagai pertanda bahwa Donjuan tak bisa lagi mengerem senjatanya. “Tapi, lama-lama saya juga ndak enak,” akunya polos.
Selain itu, Karin sendiri jengkel tentang duren. Dia mengatakan, sebetulnya dia tidak suka dengan bau duren. Namun, lama-kelamaan, akhirnya dia mulai terbiasa. Tapi, yang njengkelno , Donjuan ini maniak duren.
“Kalau cari di Surabaya tidak ada, nyarinya sampai Pasuruan. Kalau perlu pesen sama orang. Sehari lho dia bisa makan duren sampai lima buah. Kok ndak darah tinggi wong iku (Donjuan, Red),” jelasnya.
Jika ditegur tidak boleh makan buah duren, Donjuan marah dan berdalih jika Karin tak mau melayaninya. Donjuan sering menuduh Karin bukan wanita salehah. Sebab, dia tidak mau melayani suami dengan total.
“Kadang badannya dilumuti duren terus aku suruh njilati begitu. Suwe-suwe tak pikir kok aku koyok wong gendeng nuruti bojoku,” jelasnya.
Atas alasan inilah, Karin menggugat cerai suaminya. Gugatan cerai itu sudah terdaftar di Pengadilan Agama, Jalan Ketintang Madya, Surabaya, Jawa Timur dan sementara diproses serta menunggu palu hakim. (c2/jee/awa/jpnn)